Thursday, February 22, 2007

Artist I’m Supposed to Like But Don't


Belum lama ini saya sedang membereskan sekaligus memback up mp3-mp3 di komputer yang jarang saya dengarkan. Ternyata ada beberapa koleksi mp3 yang saya punya tetapi dengan dasar I’m “supposed” to have it, not because I like it. Walaupun saya sudah berulangkali mendengarkannya dan mencoba untuk menyukai tetapi entah kenapa musik mereka belum ‘menyentuh’ saya. Mungkin selera saya aja yang aneh atau telinga saya yang terlalu pemilih. Entah, saya juga bingung. Anyway ini daftarnya :

Aphex Twin
Ben Folds Five
David Bowie
Depeche Mode
Dream Theater
Fischerspooner
Jeff Buckley
Kraftwerk
Ladytron
Lamb
Nick Cave
Pearl Jam
Philip Glass
Pink Floyd
Siouxsie & the Banshees
The Raveonettes
The Who
Van Morrison

Who are yours?





Monday, February 19, 2007

Inspirational Joni

Rating:★★
Category:Music
Genre: Alternative Rock
Artist:Inspirational Joni
Sebutkan 5 kata atau kalimat yang berkaitan dengan kata Disko.
1. Dansa
2. Gemerlap
3. Saturday Night
4. Lantai Kaca
5. Frekuensi Tinggi

Jika para personil Inspirational Joni sedang mengikuti kuis Komunikata – yang dulu pernah ditayangkan di salah satu stasiun tv swasta – pasti mereka semua bisa menjawab pertanyaan di atas dengan cepat dan mudahnya. Kelima jawaban di atas akan sangat mudah kita temukan saat mendengarkan mini album perdana dari band asal Bandung ini yang memproklamirkan diri mereka sebagai pengusung dance/rock.

Disko bagi Inspirational Joni merupakan dasar ideologi, falsafah hidup dan tatanan nilai-nilai hedonisme yang mereka amalkan ke dalam setiap relung jiwa lagu-lagu mereka. Hasilnya sebuah mini album yang konsisten namun di satu sisi album ini tidak menawarkan sesuatu yang menyegarkan. Semua berjalan teratur, dan mudah tertebak. Semua elemen kata disko dalam album ini berakhir menjadi sesuatu yang klise. Contoh paling signifikan bisa terlihat dalam lagu “Demam Disko” yang refrennya berbunyi seperti ini : Ayo semua berdiri / Dan segera hentakkan kaki / Ikuti irama kami. Rasanya kalimat tersebut sudah jutaan kali kita dengar pada lagu-lagu tipe upbeat atau dansa. Bahkan Melly Goeslaw baru-baru ini juga menampilkan lirik setipe itu pada lagu "Let's Dance Together" yang menjadi singel utama dari proyek terbarunya yang bernama BBB, sebuah band karbitan yang mempunyai musik bernuansa dance ala 80an yang beranggotakan para bintang sinetron yang mencoba peruntungannya di dunia tarik suara.

Kembali ke soal lirik. Apakah karena tujuan utama musik-musik dansa seperti yang diusung Inspirational Joni ini hanya ingin membuat orang bergoyang sehingga urusan lirik jadi terbengkalai dan dikerjakan seadanya? Untuk Inspirational Joni, keterbatasan lirik mereka mungkin juga dikarenakan oleh ketaatan mereka pada pakem disko, sehingga pada satu sisi mereka terlalu takut untuk menggunakan elemen-elemen yang dirasa tidak sesuai dengan pakem disko tadi. Pada titik ini, saya rasa The Upstairs sungguh beruntung mempunyai Jimi Multhazam. Seorang penulis lirik yang cerdas yang bisa membuat hal biasa menjadi luar biasa dan lebih khususnya lagi, ia bisa membuat kata disko menjadi jauh lebih berwarna dan tidak hanya terpaku pada lima kata yang tadi saya sebutkan di awal tulisan ini.

Selain masalah lirik, departemen vokal juga kurang berjalan maksimal. Secara teknis, vokalis baru mereka yang bernama Nadia sudah bernyanyi dengan benar. Tidak ada nada yang sumbang, mempunyai artikulasi yang bagus dan mempunyai power yang cukup. Namun jika semua faktor tersebut digabungkan dengan musiknya terasa ada sesuatu yang kurang. Semua terdengar datar, tanpa ada muatan emosi. Seharusnya mempunyai seorang vokalis wanita bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi Inspirational Joni. Tapi yang terjadi dalam rekaman ini malah sebaliknya. Departemen gitar yang telah melakukan tugasnya dengan baik bekerja secara sia-sia. Kegarangan distorsi gitar yang saling meraung dinamis tidak disambut dengan sempurna oleh departemen vokal yang menurut saya terlalu ‘ngepop’ dan terlalu ‘sopan’. Untuk lagu-lagu dengan refren catchy dan ngepop seperti pada lagu “Frekuensi Tinggi” atau “Burn This City Down” vokalnya terdengar lebih selaras dibandingkan dengan vokalnya di lagu yang lebih keras seperti “Killer on the Backseat” Biarpun terasa kurang mengigit, lagu ini merupakan satu-satunya lagu yang terbebas dari ‘demam disko’ yang melanda mini album ini dan juga merupakan track favorit saya walaupun saya kurang menyukai versi remixnya yang menampilkan sedikit nuansa trance.

Di luar segala kekurangan dalam mini album ini, secara umum kemampuan musikal Inspirational Joni tidak bisa dipandang sebelah mata. Secara musikal, mereka bisa meramu dengan cerdas berbagai elemen modern rock dari berbagai band panutan mereka tanpa harus meniru mentah-mentah sehingga musik mereka tidak terdengar sebagai band copycat dari suatu band tertentu. Lupakan lirik-lirik mereka yang klise, karena bagaimanapun musik disko berutang budi kepada band-band dance/rock seperti Inspirational Joni ini. Musik mereka adalah sebuah pengejewantahan dari semangat disko yang hidup kembali dan bermetamorfosis menjadi sebuah musik masa kini. Ya musik masa kini, seperti yang ditegaskan oleh mereka melalui salah satu lirik lagu dalam mini album ini. Sebuah mini album yang tepat untuk diputar di dalam kendaraan saat perjalanan untuk menonton konser The Upstairs.

Wednesday, February 14, 2007

Snapshot of serenity




ini adalah beberapa foto dari tur ballads of the cliche ke singapura yang terekam oleh kamera saya. Untuk foto-foto lebih lengkap nantikan hasil foto dari satria ramadhan

Monday, February 5, 2007

about records

diambil dari blog an

1. Records that changed your life
Blueboy – Unisex, album ini menjadi pintu bagi saya untuk mengenal lebih luas lagi dunia musik indie pop khususnya dari benua Eropa serta dari benua lainnya. Sebelum mendengar album ini, saya banyak mendengarkan band-band brit pop dari Inggris, sewaktu kejayaan Poster cafe. Lalu, pada suatu ketika seorang teman menyarankan saya untuk mendengarkan album ini. Saat pertama kali mendengarkan album ini saya begitu terkesima oleh untaian melodi-melodi indah serta aransemen yang begitu anggun yang tidak pernah saya dapatkan pada band-band brit pop yang selama ini saya dengarkan. Album ini benar-benar merubah pandangan saya terhadap musik pop dan sampai saat ini menjadi salah satu sumber inspirasi terbesar bagi saya untuk membuat musik.

Bryter Lyter – Nick Drake, album ini yang membuat saya mencintai musik folk. Sebelumnya saya sama sekali tidak tertarik dengan musik folk. Karena saya anggap musik folk itu adalah musik yang membosankan. Tapi semuanya berubah setelah saya mendengar album ini. Nick Drake dengan suaranya lembutnya dan liriknya yang cerdas bisa membuat musik folk jauh lebih bersahaja dan tidak pernah membosankan. Ada sesuatu yang magis dengan musik Nick Drake. Pada akhirnya melalui album ini, saya mulai bisa menggemari musik folk. Saya sangat berutang budi kepada Nick Drake.

2. Records you've listened more than once
Sudah jelas album Bryter Lyter dan Unisex yang tadi saya sebutkan adalah album-album yang tidak pernah membosankan untuk saya dengar berulang kali.

3. Records that you just don't understand
Album-album yang menampilkan suara vokalis dengan tehnik growl yang dalam dengan irama musik super kencang melalui distorsi yang sangat bergemuruh dan iringan drum yang menghentak keras dan statis. Lagu-lagu seperti itu biasanya berdurasi hanya satu atau dua menit. No offense yang bagi yang menyukai musik seperti ini. Saya sebenarnya ingin mencoba menikmati musik seperti ini, tapi entah kenapa sampai saat ini saya belum bisa.

4. Records that made you laugh
Saat ini jika mendengar album-album anthem dari jaman brit pop masih berjaya di Jakarta dan sewaktu Poster cafe masih ada, selalu akan membuat saya tertawa..mmhh.. mungkin lebih tepatnya tersenyum. Hehe..Apalagi kalau mengingat tampilan banyak remaja pria bergaya androgini dengan rambut belah samping yang bagian belakang rambutnya acak-acakan dan tertata lebih tinggi dari bagian depannya, tidak lupa berjambang, lalu memakai kaus ketat dan shoulder bag serta melakukan aksi ‘goyang keramas’ di depan panggung Poster cafe, selalu membuat saya geli sendiri. Untungnya penampilan saya di kala itu tidak seekstrim itu.hehehehe....

5. Records that made you cry
Mendengar album-album milik The Carpenters bisa membuat saya menitikkan air mata. Mungkin karena mendengar musik The Carpenters yang terlalu indah dengan alunan suara Karen Carpenter yang tiada duanya sampai saat ini. Terlebih jika mendengar lagu-lagu baladanya yang menyimpan sejuta kegalauan dibalik musiknya yang syahdu.

6. Records that creeps the hell out of you
This Mortal Coil - It'll ends of tears, selalu membuat bulu kuduk saya berdiri. Suasananya begitu gelap dan menyeramkan. Saat mendengarkan album ini saya selalu terbayang sedang berjalan di suatu terowongan panjang yang gelap. Lalu di sekitar saya terdapat beberapa orang berlalu lalang dengan tatapan misterius dan menggunakan jubah panjang seperti jubah pendeta-pendeta abad pertengahan. Seperti suatu mimpi buruk yang aneh.

7. Records you wish had never been made
Album yang terakhir dirilis oleh Kla Project formasi baru. Saya lupa judulnya apa. Karena memang tidak penting. Sudah sepatutnya Kla Project mengakhiri karir bermusiknya saat ini. Katon dan Adi, tolonglah jangan rusak kenangan indah kami terhadap band kalian...

8. Records that you've just listened
Saya lagi mendengarkan kembali album Elliot Smith - Either/Or. Saya rindu akan karyanya yang baru yang memang tidak akan pernah bisa saya dengarkan. Album ini menjadi sebuah temu kangen saya kepada sosok Elliot Smith.

9. Records You've been meaning to buy (...or steal)
Album terbaru dari The Shins. Lebih baik jika mendapat mp3nya terlebih dahulu agar tidak salah beli. Tapi dari singel pertamanya saja, saya sudah suka.



H min 2

Seharusnya saya sidang hari ini, tapi karena ada salah satu dosen penguji berhalangan jadinya diundur hari rabu. Saya mengetahui perubahan tersebut pada hari Jumat. Yah saya pikir lumayan, saya jadi lebih bisa menyiapkan diri lagi.

Hari ini sudah H min 2 menjelang sidang. Udah semakin deg-degan. Tadi pagi udah ketemu dosen pembimbing. Dia kasih arahan-arahan untuk sidang. Besok ketemu lagi untuk mendiskusikan materi presentasi yang saya buat untuk sidang nanti. Tadi dosen saya bilang dia sedikit khawatir dengan saya. Pertama karena materi skripsi saya yang memang sedikit di luar kajian HI. Dan yang kedua, saya mendapat dosen penguji yang lumayan killer. Sekarang saya sih sudah pasrah. Terserah mau dibantai kayak apa di ruang sidang, saya siap. Yang penting lulus. Itu sekarang prinsip utama saya.