Sunday, June 26, 2005

7 days, 7 songs


soundtrack gw semnggu ini adalah :


1. Who Loves The Sun by The Velvet Underground


2. No Fruits For Today by Sore


3. Aku by Sore


4. Fix You by Coldplay


5. Shipbuilding by Elvis Costello & The Attraction


6. Flowers in The December by Mazzy Star


7. The River by Missy Higgins


X & Y

Rating:★★★
Category:Music
Genre: Rock
Artist:Coldplay
Album baru coldplay X & Y adalah sebuah album yang sangat ditunggu di tahun 2005 ini. Emang blowup dari pihak label dan pihak media, membuat album ini sebelum mendengarkannya pun sudah menjadi sangat special. Bayangin aja, album baru keluar tanggal 7 juni, single “Speed of Sound” udah dilempar ke radio secara serentak di seluruh dunia tanggal 19 April. Bayangin 2 bulan lebih, orang dibikin penasaran sama materi lain di album barunya coldplay. Pokoknya gembar gembornya album ini adalah album yang spesial. Dan hasilnya, gw akan sedikit mereview apa yang telah gw denger di album X & Y ini.

Lagu pembuka “Square One” bisa dibilang cukup menghentak dan cocok untuk lagu pembukaan. Diawali dengan bebunyian string synthesizer yang entah mengingatkan gw akan opening film startrek, lalu disusul dengan struktur rythem dasar yaitu drum dan bass yang memainkan pola seperti lagu2 Post Punk 80an, mungkin mengingatkan gw pada “New Year’s Day”nya U2. Lagu kedua “What If” adalah lagu balada tipe coldplay yang dominan suara piano. Tp menurut gw “What If” kurang kuat bila dibandingkan dengan lagu2 balada lainnya di album ini, seperti “ Swallowed in the Sea” dan “Fix You”. Dan untuk “Fix You” menurut gw bisa dijadikan single kedua. Melodi awal sangat kuat dan Chris Martin melakukan tugasnya dengan sangat baik. Gw suka suara Hammond yang menyertai hampir di keseluruhan lagu. Tapi sayangnya struktur lagunya lagi2 seperti U2, tipikal lagu yang ‘sepi’ di awal, ‘rame’ di akhir lagu. Tampaknya sebutan Coldplay sebagai ‘the next U2’ semakin menguat setelah gw mendengarkan album ini. Karena ada beberapa lagu lain di album ini yang juga menggunakan pola struktur tersebut.

Yang perlu disimak lagi, gitaris John Buckland bermain semakin bagus di album ini, dan menurut gw dia bermain di jalur yang sama seperti The Edge dan Johnny Marr. Gak banyak akrobatik, tapi sangat membentuk lagu dengan sound dan lick2 sederhana yang dia buat. Di album ini juga , Coldplay mengurutkan track listnya dengan lagu cepat, lagu lambat dan begitu terus sampe akhir album. Mungkin kalau trik itu dipakai pada beberapa lagu, akan sangat bagus, tapi jika urutan lagu cepat, lagu lambat menghiasi keseluruhan album, gw kurang merasa dimainkan moodnya. Jadi tertebak, dan unsur surprisenya menjadi kurang. Tapi di lain sisi, trik ini bagus untuk mencegah kemonotonan album.

Hal lain yang sangat terlihat di album ini adalah penggunaan string synthesizer yang sangat dominan di hamper setiap lagu pada album ini. Kita gak akan lagi dengar lagu seperti “Don’t Panic” atau “Yelow”. Lagu2 di album ini hampir semuanya bernafaskan kegelapan yang dibungkus dengan sound2 megah yang dihasilkan dari departemen gitar dan penggunaan syth. Single pertama “Speed of Sound” adalah lagu dengan tipikal seprti itu yang hanya mengulang kesuksesan “Clock”, tapi tidak lebih bagus. Sedangkan lagu paling cerah menurut gw hanya terdapat pada “Hardest Part”. Lagu paling simple karena hanya menggunakan gitar akustik dan piano saja terdapat pada lagu yang ada di bonus track yaitu “ Till Kingdom Come”, yang sangat kental nuansa folknya ala Bob Dylan.

Secara keseluruhan album ini memang rata2 sangat enak untuk didengarkan. Tapi tidak terlalu mengena seperti saat mendengarkan album pertama mereka Parachutes. Yang tidak bisa gw pungkirin Coldplay memang selalu bisa menjual albumnya jutaan kopi di seluruh dunia, karena lagu2nya yang sangat earfriendly,yang bisa menggapai seluruh orang di seluruh dunia. Kalau untuk tujuan itu, Coldplay sudah melakukannya dengan sangat baik. Tapi untuk pencapaian artistik, mereka belum mendapatkannya, yah mungkin bisa tercapai pada beberapa album ke depan. Dan memang banyak artis besar juga mengalami puncak pencapaian artistiknya bukan pada album disaat awal2 karir mereka. Tapi balik lagi apakah Coldplay juga bisa bertahan sampai belasan tahun berkarir? Mungkin kalo tidak, agak kurang pantas jika menyebut mereka julukan dengan ‘the next U2’.


Socialismo




Ballads of The Cliche