Monday, June 30, 2008

First Roll From My "New" Fujica




Belum lama ini saya membeli sebuah kamera merk Fujica di sebuah pasar loak di Bandung. Keadaan kameranya cukup baik. Paling tutup belakangnya saja yang sudah dol, namun itu masih bisa diakali dengan electric tape. Hot shoenya juga masih berfungsi, jadi saya bisa menaruh flash disitu. Menurut beberapa teman, hasil dari Fujica ini beda-beda tipis dengan Holga 135, terlebih jika dipadukan dengan film slide.

Kebetulan juga tanpa sengaja, saya menemukan kembali satu roll film kodak ektachrome e100 vs yang telah expired di kamar saya yang berantakan. Film itu terselip begitu saja di kardus yang berisi tumpukan-tumpukan kertas jaman perkuliahan dulu. Saya juga baru menyadari ternyata saya masih menyimpan satu roll film ini. Lumayan..hehe..

Film ini saya beli sekitar tahun 2005 di toko foto Kamal di Braga sewaktu film slide belum menjadi barang langka dan sewaktu belum banyak oknum-oknum yang menyetok film slide dengan teganya seperti yang sering terjadi sekarang ini.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, tak lupa juga film expired ini saya masukan ke dalam kulkas terlebih dahulu selama beberapa hari, sebelum akhirnya saya gunakan.

Karena saya penasaran ingin segera melihat hasilnya, maka objek-objek yang saya foto juga seadanya. Kali ini saya tidak meniatkan diri untuk hunting foto. Objek-objek yang saya ambil adalah apa saja yang terlintas selama saya beraktifitas seperti biasanya, mulai dari di dalam kosan, di sepanjang jalan ciumbuleuit, sekitar kantor sampai di sekitar areal travel yang saya naiki dari Jakarta menuju Bandung.

Oh iya kali ini saya juga banyak mengambil shot-shot 'klasik' seperti pohon meranggas, sign ataupun objek langit, seperti pada umumnya lomographer lainnya yang sangat akrab dengan langit.hehe..

Dan berikut ini adalah hasil-hasilnya...

Tuesday, June 10, 2008

Holga on Panchromatic




Seiring semakin langkanya penjualan film color slide, saat ini saya mulai mencoba untuk beralih kepada film b&w. Sebenernya akhir-akhir ini film b&w juga tidak begitu banyak yang menjual, tapi setidaknya di beberapa tempat masih cukup tersedia.

Entah kenapa film b&w ini kurang begitu diminati. Hal ini juga yang menjadi perhatian teman saya, seorang pakar panchromatic yang bernama Aan Gomez. Menurutnya mungkin banyak lomographer yang tidak tertarik untuk menggunakan film b&w karena sudah terdoktrin oleh propaganda dari lomography.com itu sendiri yang dari awal selalu mengembar-gemborkan pemakaian film color slide untuk kamera lomo.

Tapi memang tidak bisa disalahkan begitu saja, karena sebagian besar niat orang membeli kamera lomo kan untuk bisa mendapatkan gambar dengan warna-warna ajaib. Saya juga dulu berpikir seperti itu, untuk apa pake lomo jika filmnya b&w. Tapi seiring waktu, saya juga semakin tertantang untuk bereksperimen dengan film b&w.

Namun saya akui, menggunakan film b&w memang prosesnya tidak semudah film color slide yang dengan sendirinya akan menghasilkan warna-warna ajaib jika kita cetak menjadi negatif. Dan cetak negatif hampir semua tempat cetak film bisa melakukannya. Terlebih dengan adanya mesin pencetak digital yang semakin menjamur, proses mencetak negatif warna akan semakin mudah dan cepat.

Sedangkan film b&w menurut beberapa orang yang saya tanya memang lebih baik diproses secara manual untuk bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus. Dan masalahnya sudah semakin jarang tempat cetak foto yang masih memberi layanan cetak manual, terlebih untuk film b&w.

Di Jakarta, mungkin masih banyak tempat yang masih bisa memproses film b&w, namun di Bandung sulit sekali menemukan tempat cetak yang masih memberi layanan cetak manual untuk film b&w.

Setelah bertanya kesana kemari , akhirnya atas rekomendasi teman kampus saya, Dave, film b&w saya ini bisa diproses secara manual di rumah bapak Rahmadi yang terletak di jalan sederhana.

Ini adalah hasilnya yang saya proses di bapak Rahmadi dan beberapanya juga adalah hasil yang dulu saya proses di Jakarta yang belum sempat diupload. Jika boleh meminjam tagline teman saya, Kepank, memang hasil foto b&w saya ini tidak seberapa. hehe..

Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih baik. Sepertinya saya harus lebih sering menuntut ilmu kepada Aan, seorang pakar panchromatic yang tadi saya telah sebutkan di atas. :D

Oh iya, film yang saya gunakan di bawah ini adalah Ilford HP5 plus, Ilford Delta 400 dan Ilford Delta 3200.