Sunday, April 26, 2009

Jika Orang Tua, Paman Bibi bahkan Kakek Nenekmu Ada Dalam Friend List Facebook

http://myparentsjoinedfacebook.com/
Mungkin salah satu problema terbesar dari generasi muda sekarang ini ketika mendapati orang tua mereka ikut bergabung dalam Facebook. Sudah banyak petisi online yang menyuarakan ketidaksetujuan atas bergabungnya orang tua di Facebook. Banyak protes dan caci maki bertebaran disitu.

Namun yang dilakukan website ini cukup berbeda dalam merayakan salah satu problema generasi muda saat ini. Alih-alih berisi komentar pedas dari para remaja yang terintimidasi oleh kehadiran orang tua mereka di Facebook, website ini menampilkan screen print halaman Facebook yang memperlihatkan kekonyolan dan kebodohan yang timbul dari kehadiran para orang tua di Facebook. Lengkap dengan komentar yang lucu dari pembuat site ini mengenai screen print tersebut.

Agar isinya semakin kaya, website ini juga menerima sumbangan dari para pembacanya.

Website ini cukup sukses membuat saya tertawa pagi ini, walau di sisi lain, membuat saya semakin khawatir kedua orang tua saya akhirnya muncul dalam friend request. Mengingat tante dan om saya sudah banyak yang bergabung dalam Facebook.

Tapi sepertinya, tinggal menghitung hari saja sampai kedua orang tua saya ada dalam friend list Facebook. Karena terakhir kali saya ke Jakarta sewaktu Paskah kemarin, saya menemukan sinyal-sinyal kuat dari kedua orang tua saya yang berkaitan dengan Facebook, antara lain:

1. Ibu saya mulai bertanya-tanya siapa saja adik-adiknya yang sudah bergabung di Facebook. Sepertinya ia tidak mau ketinggalan trend dari adik-adiknya.
2. Saya menemukan buku "Pengantar Facebook" di meja kerja ayah saya. Saya pikir ayah saya sudah bergabung. Ternyata setelah saya tanya, dia bilang belum bergabung. Ia mau mempelajari dulu dari buku keuntungan dan kerugian apa yang ia bisa dapatkan di Facebook.

Oh..crap. My parents (will) join facebook.

Thursday, April 2, 2009

Pieces of the World (ep)

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Indie Music
Artist:Cascade
Ketika scene pop Bandung sekarang ini dipenuhi oleh band-band shoegaze/dream pop dan juga indie pop/swing yang sayangnya beberapa dari mereka hanya menjadi versi generik dari The Milo dan Mocca, band Cascade membahana sendiri di atas permukaan dengan musik pop progresifnya yang terdengar segar, tanpa perlu menjadi versi generik dari band lokal maupun internasional yang sudah ada sebelumnya.

Cascade terbentuk di tahun 2005, namun baru merilis sebuah album di tahun 2009 ini. Sayangnya setelah empat tahun ini, mereka hanya merilis sebuah mini album atau ep. Mungkin ep ini dimaksudkan sebagai perkenalan bagi banyak orang yang belum sempat mengenal musik Cascade sebelumnya.

Perkenalan ini dibuka dengan “Midnight Sun”, sebuah komposisi instrumental yang penuh dengan siraman synth yang hangat, ketukan drum yang progresif serta melodi gitar ala Casiopea. Track ini ibarat sebuah hidangan pembuka dengan porsinya yang sesuai agar kita dapat menyambut hidangan selanjutnya tanpa rasa kekenyangan terlebih dahulu.

Masih dalam balutan synth yang hangat, “Flashy Friends” mengalun deras di bawah panduan vokal Dea yang amat khas dengan suara tenornya. Lagu ini menampilkan kejutan yang menyenangkan di bagian depan serta akhir lagu. Hal ini yang tampaknya menjadi salah satu ciri utama dari Cascade yaitu aransemen yang tidak tertebak.

Selanjutnya adalah lagu yang membuat saya jatuh cinta pertama kali dengan band ini, berjudul “Pieces of the World”. Waktu itu yang saya dengar versi demonya. Di lagu ini, gitaris Opik yang menjadi vokal utama. Namun entah mengapa, secara keseluruhan saya lebih menyukai versi demo yang dulu saya dengar yang sebenarnya jika dinilai dari kelayakan teknis rekaman masih banyak kurangnya, seperti adanya noise, reverb yang berlebihan hingga penggunaan drum machine. Tapi karena ketiadaan itu semua, aroma Radio Dept yang tercium samar dalam versi demonya, kini semakin berkurang.

Track berikutnya adalah lagu baru berjudul “The Hypnotizer” yang sebelumnya hanya bisa saya nikmati pada penampilan live mereka,. Lagu ini memiliki part intro yang sangat ear catchy dan memorable. Dan seperti lagu Cascade yang lain, lagu ini juga menampilkan beberapa progresi yang tidak tertebak namun tidak terkesan ambisius. Semua itu mengalir santai dan masih dalam koridornya untuk tetap bisa dinikmati oleh banyak orang.

Perkenalan singkat ini kemudian ditutup oleh “She Pretend” yang pernah masuk dalam album kompilasi La Lights Indifest. Menempatkan track ini pada posisi terakhir sungguh tepat. Karena setelah di menit-menit sebelumnya kita dibombardir oleh berbagai suara synth, reverb gitar dan keagresifan departemen drum, lagu ini mengalun riang dengan sound-sound yang lebih natural sehingga menenangkan telinga. Seperti sebuah akhir yang bahagia. Di beberapa sudut dalam lagu ini, ada sedikit pengaruh dari Teenage Fanclub namun tidak mendominasi.

Memang cukup sulit mengasosiasikan musik Cascade dengan satu band saja. Karena begitu banyak pengaruh musikal disini, mulai dari Teenage Fanclub, Mew, The Radio Dept, Casiopea sampai pada Rush. Dan kabar bagusnya, semua pengaruh musikal tersebut diramu lagi dengan cerdas oleh kelima personil Cascade. Jika para personil Cascade ibarat seorang koki masakan, mereka telah sukses membuat menu masakan baru: sebuah fusion food yang mahal dengan berbagai bahan yang umum namun tercipta aroma dan rasa yang begitu kaya dan tidak biasa.