Beberapa bulan belakangan ini, ada yang sedikit berubah dengan holga 120N milik saya. Penampilan fisiknya sih masih tetap sama. Masih butut dengan tempelan electrical tape di kedua sisinya.
Yang sedikit berubah adalah kedudukan lensanya.
Jika biasanya kedudukan lensa di dalam kamera dalam posisi cembung, kini kedudukan lensa di holga milik saya berada dalam posisi cekung.
Sederhananya, lensanya saya balik. Atau istilah populernya (yang baru saja saya ketahui belakangan) ialah flipped lens.
Awalnya tidak sengaja. Hanya gara-gara lens mount saya sudah dol karena usia. Jadi jika saya memutarnya sampai mentok, bisa terbuka dengan mudahnya.
Lalu gara-gara itu, muncul niat iseng saya untuk sedikit mengoprek holga. hehe..
Namun karena kemampuan berprakarya saya minim, tidak seperti teman saya
Satria Ramadhan yang sangat piawai dalam memodifikasi kamera, jadi yang terpikir oleh saya untuk memodifikasi Holga hanya membalikkan lensanya saja.
Ternyata hasilnya cukup mengejutkan. Hasil-hasilnya membuat Holga menjadi lebih dreamy, dengan efek blur di sekelilingnya.
Kekurangan dari tehnik ini, seringkali fokus utamanya jadi ikutan blur hingga sama sekali tidak dikenali bentuknya. Walaupun terkadang efek blur pada fokus utamanya juga bisa sesuai porsinya. Sampai saat ini saya juga masih terus mengulik agar efek blur yang didapat porsinya bisa tepat.
Yah, paling tidak tehnik flipped lens ini adalah cara ekonomis jika kita belum mampu membeli
lens baby ataupun
tunnel vision lens. Menurut pendapat saya, hasilnya agak menyerupai,walau tidak sesempurna jika kita menggunakan kedua lensa tersebut.
Tapi yang pasti, efek flipped lens pada Holga membuat Holga tidak kalah bersaing dengan Diana untuk soal siapa yang paling dreamy. Hehe..
Ini adalah beberapa hasil bidikan Holga Flipped Lens dengan menggunakan film hitam putih.
Film-film yang saya gunakan di foto-foto ini adalah Fuji Neopan SS, Kodak T-max 400, dan Kodak Verichrome Pan