sebuah percakapan sore dengan seniman muda berbakat duto hardono mengenai 27 dan kerennya angka itu:
Duto Hardono: dim lo tau dash snow kan?
thepopism: tau. die kan dia
Duto Hardono: iya. gw baru tau kbrnya
thepopism: gaswat ya. heroin
Duto Hardono: yoi. gw pikir aids
Duto Hardono: anjir lo harus gitu dim biar keren. semua org keren matinya ngedrugs
ahahah
thepopism: hahah. umurnya jg 27 kl gak salah. eh bener gak ya
Duto Hardono: 1981-2009: 28thn. anjir kalo 27 jg tambah panjang aja daftar org keren mati umur 27. eh bener loh. belum genep 28
thepopism: coba dicek dl bulan apa dia lahir
Duto Hardono: July 27, 1981 - July 13, 2009
thepopism: wahh
Duto Hardono: BANGSAT
thepopism: blm 28 tuh
Duto Hardono: mitos itu benar!
thepopism: bener bgt. gaswat. gw bntr lg 27 ni
Duto Hardono: gaswat
thepopism: gimana dong enaknya? hahah
Duto Hardono: hidup gw sisa 3 tahun lg
thepopism: hahahah. absurd
Duto Hardono: ahahahha. mau ikutan keren. gila. hendrix, joplin,..morrisson. lennon jg ga?
thepopism: lennon sayangnya gak. gak drugs jg kan dia die nya. hrs drugs lah kl 27. haha
Duto Hardono: basquiat. see. bener kan?! ayo ngedrugs yg rutin dr skrg
thepopism: yes
Duto Hardono: gw barusan minum sangobion termasuk kan ya
thepopism: termasuk dong
Duto Hardono: sama pake salep gatel alergi
thepopism: gw jg td minum antangin
Duto Hardono: antangin jamu bukan drugs. gak masuk
thepopism: wah.sialan. hrs minum decolgen berarti ntr mlm
Duto Hardono: yoi
Tuesday, July 28, 2009
Friday, July 3, 2009
Berpergian Bersama Ami
Perkenalkan teman baru saya. Namanya Ami 66. Namun panggil saja ia Ami. Sudah tiga bulan belakangan ini Ami selalu setia menemani saya berpergian kemana pun juga.
Jika teman berpergian saya sebelumnya yang bernama Holga berasal dari dataran Cina, maka teman berpergian saya yang baru ini berasal dari belahan benua Eropa tepatnya negara Polandia.
Seri pertama dari Ami diproduksi di awal tahun 60, sewaktu era komunis melanda Polandia. Seri kedua Ami diproduksi tidak lama dari seri pertamanya. Sedangkan Ami 66 adalah generasi terakhir dari kamera yang diproduksi oleh perusahaan Warsaw Photo-optical Works (WZFO) ini.
Ami memiliki eksterior yang tampak lebih cantik dibandingkan dengan Holga yang minim dekorasi. Salah satu yang mencolok dari eksterior Ami terdapat pada sekitar lensanya. Dengan desain bergaya pop art yang dihiasi oleh ornamen dots.
Dalam penggunaannya, Ami membutuhkan sedikit perhatian lebih jika dibandingkan Holga. Salah satu contohnya, Ami memiliki shutter yang lebih ringkih dan riskan untuk tertekan tanpa sengaja jika ditaruh di dalam tas. Jadi memang harus sedikit hati-hati saat membawanya .
Selain itu, cukup sulit untuk melihat bagian petunjuk frame pada Ami. Dikarenakan oleh bentuknya yang tidak eye friendly dengan lingkaran berdiameter kecil dan kaca berwarna merah yang cukup pekat.
Karena berbagai kerumitan tersebut sekaligus juga karena keelokannya, tidak salah jika saya mengibaratkan Ami sebagai seorang wanita dan Holga adalah seorang pria. :)
Seperti Holga, Ami adalah kamera medium format. Ia juga memiliki fitur bulb dan multi exposure. Yang sedikit membedakannya, aparture Ami ini berjalan dengan sangat baik, yakni f/8 (cloudy) dan f/16 (sunny). Sedangkan pada Holga fitur ini sama sekali tidak ada efeknya.
Sementara itu, knop pemutar film pada Ami terletak di sebelah kiri dengan perputaran searah jarum jam. Sedangkan pada Holga, knop terletak di sebelah kanan dengan arah perputaran sebaliknya.
Yang juga membedakan Ami dengan Holga yaitu pada mask yang terdapat di dalam badannya. Jika menggunakan Holga sangat disarankan untuk melepas mask agar efek vignette dan light leaknya lebih terasa, pada Ami sepertinya lebih baik mask tersebut tetap dipasang.
Saya sempat melepas mask nya pada percobaan pertama saya dengan Ami. Dan hasilnya banyak gambar yang menumpuk dari satu frame ke frame yang lain dengan ukuran yang juga tidak 6x6 seperti umumnya hasil kamera medium format. Mungkin ini bagus jika kita ingin mencoba teknik panoramic manual.
Baru pada roll berikutnya, setelah saya memasang mask, hasilnya kembali normal. Di beberapa kesempatan meskipun mask nya terpasang, efek vigenette juga masih terasa pada Ami. Walaupun untuk light leak nya, tidak sebrutal Holga.
Jadi kesimpulannya, lebih baik Ami atau Holga? Menurut saya dua-duanya sama baik. Ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Bagaimanapun, saya berharap agar Ami dan Holga milik saya bisa duduk berdampingan dengan rukun. Jika sudah rukun, mudah-mudahan juga bisa tumbuh cinta diantara keduanya. Biarlah keduanya saling melengkapi dari kekurangannya masing-masing dan hidup bahagia selamanya. :D
Ini adalah rekaman perjalanan saya dengan Ami dalam tiga bulan belakangan ini melalui tiga film berbeda, yaitu: Kodak Portra 160VC, Fuji Provia 100F dan Kodak Ektachrome 100VS.
Subscribe to:
Posts (Atom)