Monday, October 22, 2007

In Rainbows

Rating:★★★★★
Category:Music
Genre: Other
Artist:Radiohead
Tanggal 10 Oktober 2007 adalah hari yang bersejarah untuk industri musik, disaat Radiohead merilis album ketujuhnya yang bertajuk In Rainbows secara digital dan semua orang dibebaskan untuk membayar berapapun yang mereka mau – bahkan bisa dengan cuma-cuma - untuk mengunduh album ini. Merilis album secara digital memang bukan Radiohead yang pertama melakukannya. Namun yang membuat hari itu bersejarah adalah dimana banyak orang di dunia pada hari dan waktu yang sama mendengarkan secara serempak album ini, kemudian saat itu juga menuliskan pendapatnya masing-masing di berbagai blog dan webzine musik lalu menghasilkan sebuah diskusi komunal. Rasanya kita tidak lagi perlu membaca Pitchfork, All Music Guide dan berbagai publikasi elite lainnya yang terpercaya untuk menilai album ini bagus atau tidak.

Dan kini, setelah mendengarkan album ini berulang-ulang saya mulai merasa bersalah karena mendapatkannya dengan gratis. Album ini semakin menunjukkan kelas Radiohead sesungguhnya yang tidak akan bisa dicapai oleh berbagai band pengekornya. Dalam album ini mereka tidak membuat musik yang semakin rumit (atau dirumit-rumitkan seperti yang banyak dilakukan oleh band pengekornya), namun dengan komposisi yang paling sederhana pun, musik mereka sudah terdengar kompleks. Tentunya tanpa harus menjadi pretensius.

Setelah perjalanan panjang musikal mereka yang begitu berwarna dan penuh dengan gejolak, tampaknya saat ini adalah waktu tepat bagi mereka untuk beristirahat. Seperti seorang pengembara tua yang telah banyak makan asam garam yang pada akhirnya pulang ke rumahnya dengan damai. Ada kenyamanan dan rasa yang begitu relaks yang terpancar dari Thom Yorke dan kawan-kawan dalam album ini.

Seperti pada track “Nude” yang merupakan favorit saya pribadi. Sebuah track downtempo yang hommy dan begitu hangat, dengan balutan seksi gesek yang megah dan agung membawa kenyamanan tersendiri saat mendengarnya. Bagian paling mengagumkan di lagu ini, pada bagian outro disaat saya mengira lagu ini akan berakhir, tiba-tiba terjadi sebuah overtune yang singkat dengan pengawalan suara falsetto Thom Yorke yang kian meninggi yang kesemuanya seakan-akan membawa saya yang tadinya sedang terbang rendah di udara secara sekejap melesat jauh ke luar angkasa dan meninggalkan saya mengambang sendiri di kehampaan udara dengan gravitasi nol.

Kenyamanan yang disajikan oleh Radiohead tidak hanya di lagu-lagu bertempo pelan, bahkan untuk lagu “Bodysnatchers” yang merupakan track yang paling keras dan cepat dalam album ini, mereka tetap terdengar santai, tanpa harus meledak-ledak dan tidak membuat telinga pengang. Berbagai ramuan musik elektronika yang biasa mereka lakukan di album-album terakhir, kali ini disajikan dengan bumbu yang lebih sederhana namun tetap memikat dan legit untuk dikonsumsi semua orang tanpa harus mengernyitkan dahi masing-masing. Contohnya adalah track pembuka “15 Step”

Dalam album ini, saya juga mendapati Radiohead pada akhirnya tidak terdengar seutuhnya seperti Radiohead – seperti yang mereka biasa lakukan di album-album sebelumnya. Maksud saya disini, saat mendengar beberapa lagu dalam album ini, saya juga mendengar berbagai pengaruh dari musik dan artis lain di lagu-lagu tersebut. Seperti saat saya mendengar “Faust Arp”, saya merasakan nuansa kemuraman Nick Drake, terlebih saat mendengar alunan seksi gesek yang bergelayut murung di tengah petikan gitar akustik. Sedangkan di akhir lagu “Reckoner”, saya mendengar sedikit kemiripan dengan lagu “Sily Love Song” dari Paul McCartney era Wings. Dan di lagu “House of Cards” kurang lebih mirip dengan apa yang dilakukan oleh The Byrds di lagu “Going Back” Kemiripan-kemiripan ini menurut saya tidaklah buruk, malah hal ini membawa sebuah kesegaran bagi Radiohead yang selama ini seakan-akan terlalu sibuk berkutat dengan dirinya sendiri.

Seperti menemukan sebuah emas di ujung pelangi, album hebat ini diakhiri dengan sangat syahdu melalui “Videotape”, dengan alunan piano yang menjadi dasar dari berbagai rangkaian suara perkusi yang dinamis serta janggal, seraya Thom Yorke meninggalkan sebuah pesan perpisahan : “This is my way of saying goodbye / Because I can’t do it face to face.”

Sekarang saya jadi bertanya-tanya, apakah ini adalah benar-benar sebuah kalimat perpisahan dari Thom Yorke dan kawan-kawan? Setelah The Bend, OK Computer, dan Kid A, apa lagi yang kira-kira bisa diberikan Radiohead di album selanjutnya? Mungkin akan lebih bijak jika mereka membubarkan diri saja setelah album ini, agar nama mereka akan selalu dikenang dengan indah. Karena saya takut jika mereka terus memaksakan diri untuk selalu membuat album, mereka akan berakhir seperti kisah band-band veteran lainnya yang mencoba bertahan untuk terus eksis di industri musik sekarang ini dengan menjadi mayat hidup.

15 comments:

  1. lebih baik jika mereka mencoba dulu daripada takut dibilang jelek...hehehe

    ReplyDelete
  2. vote for videotape! mas.. liat di youtube versi Tom York main piano sendiri. Aaaah jauh lebih enak..

    ReplyDelete
  3. hhmm...entah kenapa gue malah merasakan hal yang beda, gue malah tidak merasa seperti kayak waktu pertama kali denger kid A dulu. tetep dahsyat sih...hehehe.

    kalo untuk urusan membubarkan diri sih mas, gue masih percaya kok sama yang namanya band bagus tidak perlu membubarkan diri untuk menjadi legend, mereka kan juga manusia yang butuh melakukan expresi dan bermusik, kasian kan kalo masih semangat bikin lagu disuruh berhenti gara-gara takut dibilang stagnan. kembali ke taste sih. rolling stone sampe sekarang masih jadi band nomor 1 di dunia.

    ..tapi gue setuju banget tentang musik ini mereka sangat "mature"...again, salute to radiohead.

    regards.

    ReplyDelete
  4. tapi paling nggak, kalo mereka bubar setiap personilnya kan masih bisa solo..

    ReplyDelete
  5. kok lo malah nyuruh2x mereka bubar sih mas???!!! hehehehe

    ReplyDelete
  6. ck ck ck..udah dikasih bayar se-relanya, dan gue yakin banget kita semua cuma bayar $0 masih juga gak mau usaha buat download...mau jadi apa anak muda jaman sekarang...

    ReplyDelete
  7. ga sabar nunggu cd bagian ke dua nya euy.. katanya ada satu lagu berjudul "last flowers" yang sebenarnya rekaman jaman ok computer. uhauhahah, penasaran mampus gw.

    iya, HAIL TO RADIOHEAD!!

    ReplyDelete
  8. ah iman, situ mah enak di kantor. kantornya juga tempat gitu2an (bukan asusila). sini kan download ada batesnya. kalo lewat bayar per MB :p Jadi mending copy file aja...

    ReplyDelete