Sekitar tiga minggu yang lalu, saya berkunjung ke kebun binatang ragunan untuk keperluan penulisan artikel untuk edisi depan. Edisi depan mengangkat issue animal dan di salah satu featurenya akan menampilkan kisah dari Ms. Ulrike Von Mengden atau yang akrab dipanggil ibu Ulla, yang telah mengabdi selama 50 tahun sebagai kurator orang utan di Indonesia khususnya di kebun binatang Ragunan. Ibu Ulla yang kini berusia 85 tahun adalah satu-satunya orang yang diijinkan tinggal di dalam areal kebon binatang. Gubernur Jakarta kala itu, Ali Sadikin yang memberikannya sebuah rumah di dalam areal kebun binatang ragunan.
Rumah ibu Ulla sangat asri, dipenuhi berbagai tanaman, dan tentunya beberapa orang utan. Sore itu, saya ditemani oleh Barbara - seorang kawan dari ibu Ulla - untuk berkeliling di sekitar areal rumah.
Kebetulan sore itu, tiga orang utan yang tinggal dalam satu kandang tengah dilepas untuk bermain-main. Ada yang bergelantungan di wahana permainan yang memang disediakan khusus, dan ada juga yang tengah makan.
Diantara orang-orang utan tersebut, ada satu yang tampaknya berusaha untuk mendekatkan diri dengan saya. Namanya Leo. Usianya sekitar 3 sampai 4 tahun. Dia menggandeng tangan saya lalu menuntun saya untuk berkeliling. Genggamannya sangat erat melalui telapak tangannya yang besar. Sesekali Leo tampak berusaha ingin meraih kamera dan alat perekam yang sedang saya bawa.
Seketika Leo menghentikan langkahnya, lalu ia mengambil sikat dan menggosokkannya ke lantai yang basah karena baru dibersihkan. Saya bingung, untuk apa ia menggosokkan sikat itu, tapi ternyata sikat itu kemudian didekatkan ke mulutnya, lalu ia menghisap air yang keluar dari sikat tersebut. Sepertinya ia haus. Barbara yang melihat pemandangan itu, langsung menyuruh saya mendekati kolam yang berada di dekat wahana permainan.
Lalu dengan instruksi yang diberikan Barbara, saya mengulurkan tangan ke dalam kolam, dan mengambil sedikit air lalu diberikan kepada Leo untuk dia minum. Hal ini saya lakukan berkali-kali. Sempat saya berhenti, namun Leo kemudian menarik tangan saya kembali ke arah kolam, agar saya terus mengambil air. Lucu sekali. Tidak berapa lama, rekannya Leo yang bernama Tono tidak mau kalah, ia juga ingin ikut minum bersama kami.
Setelah puas minum, Leo menggandeng tangan saya lagi. Kali ini ia ingin digendong. Lalu ia memanjat tubuh saya dengan tangannya yang panjang yang melingkar di sekitar leher saya. Akhirnya wajah Leo begitu dekat dengan wajah saya. Saya melihat ke matanya yang menatap saya lekat-lekat. Entah apa yang ada di benaknya ketika itu.
Saya juga memperhatikan dengan seksama wajah Leo. Dari bentuk telinga, mata, dan juga bulu mata semua mirip dengan manusia. No wonder, karena menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa 94% hingga 98% DNA spesies-spesies kera besar sama dengan DNA manusia.
Menyenangkan sekali bermain dengan Leo sore itu. Awalnya saya memang sempat takut, namun ternyata orang utan itu adalah binatang yang sangat manja. Seperti sedang bermain dengan anak kecil saja. hehe..
Sepertinya jika ada waktu lowong di Jakarta, saya akan kembali lagi ke rumah ibu Ulla, dan bermain-main kembali dengan orang-orang utan disana.
Foto oleh Barbara
ihh orang utan itu ga suka ngamuk ya? katanya kalo ngamuk serem..punya temen saya ada yg suka jambak rambut orang.. huhu.. tapi ngeliat fotonya tampak ramah sekali, lucu bgt..
ReplyDeletekatanya sih begitu, ada yang suka ngamuk. tapi kayaknya tergantung sifat masing-masing orang utannya juga deh. tergantung rasi bintangnya juga kali.heheh..
ReplyDeletewah temen lo punya piaraan orang utan? awas ketahuan tuh, kan dilarang..
mau dong ikut...., gw selalu punya keinginan buat berinteraksi lebih dekat dengan orang utan..
ReplyDeleteada, tp uda meninggal.. temen gw backyard rumahnya uda ky bonbin.. ada stockyard-nya jg
ReplyDeleteada apa aja.. tp skr uda ga aktif kynya
hahaa..si leo zodiaknya leo jg ga? gampang ngambek dong
"hmmm..coba gw liat liatt..gantengan mana ya gw sama orang ini..hmmm..."
ReplyDeletemungkin itu yang ada di pikirannya dim..khahahhahhahahahahahahaha..
dim, mungkin leo demen sama lu karena lu pake baju warna coklat yang menyaru dengan warna bulu orangutan...
ReplyDeleteseru banget kayaknya rumah temen lo. sayang tapi yah udah gak ada orang utannya. makin langka aja deh..huhu..
ReplyDeletemungkin dia mikir, orang ini kok mirip ama gw yah, warna kulitnya coklat juga. secara yang biasa ngurusin dia orang bule.haha..
ReplyDeleteiya yah, bisa jadi, bi. baru nyadar.
ReplyDeletebintang lo apa Mas? mungkin zodiak kalian cocok hehehe
ReplyDeleteayo.ayo.ntar dikabarin deh kalo mau kesana lagi
ReplyDeletevirgo..mmhh sepertinya tidak :D
ReplyDeletedia pengen jadi model sampul majalah lu kali mas..
ReplyDeletehehehe
cocok neh Mr. Dimas jadi jurnalis di National Geographic!
ReplyDeletewah terlihat saling menyayangi..
ReplyDeletehahaha piss ah.. salam
huehehe manis bgt dim...
ReplyDeletehihihi.. menyenangkan! blom kesampean aja nih mau ke sana, dan gw punya baju yang bergambar orang utan ngegelendot merangkul di badan, persis kayak pose lu itu dg ukuran yg relatif sama.. kalo baju itu dipake ke sana... diapa2in gak ya sama kawanan orangutan di sana? hehehe
ReplyDeleteaaahhh mesranyaaaa......btw btw anu lo ma anu doi koq nempel gt sih dim...hummmm *wink wink hahahahha
ReplyDeletepokoknya intinya elo jangan bersikap takut ama mereka. kalo takut semakin mereka serang. jadi pasrah aja kalo mereka gelendotin.huehe
ReplyDeleteya ampun nanum..ngeliatnya ke arah bagian terlarang aja :D
ReplyDeleteoh gitu yah bapak dimas.. akan saya ingat dengan baik nanti ketika waktunya tiba hehehe
ReplyDeletemas,mau nanya dnk.gmn pendapat mas ttg keadaan ragunan skrg.
ReplyDeleteaq lg butuh input ni buat tgs akhir aq.makasih yah.
berat ga?
ReplyDeletewahhhhhhhhwwwwwwww lucuuuu banget
ReplyDelete