Rating: | ★★★★★ |
Category: | Music |
Genre: | Pop |
Artist: | Paul McCartney |
Seperti yang dilakukan oleh Neil Young, Neil Diamond, Rolling Stones dan juga Paul McCartney pada tahun 2005 lalu. Disaat teman-teman seangkatannya tidak lagi bermusik, dan hanya menikmati sisa kejayaan dengan damai di pedesaan atau pinggiran pantai, para viagra rockers tersebut, tanpa kenal lelah terus bekerja mempromosikan album barunya dengan melakukan berbagai interview media dan juga berbagi panggung dengan artis-artis baru yang mungkin seumuran dengan cucunya.
Gw masih ingat ajang Grammy yang baru saja diselenggarakan, album baru Paul McCartney ini, Chaos and Creation in the Backyard mendapatkan beberapa nominasi penting. Nama Paul McCartney harus bersaing dan bersanding dengan artis-artis yang mempunyai rentang usia yang jauh di bawah umurnya. Seperti Gwen Stephani dan John Legend, mungkin mereka tidak pernah membayangkan bisa berbagi nominasi dengan seorang anggota The Beatles yang juga merupakan salah satu pencipta lagu terbaik di dunia yang masih hidup.
Album Chaos and Creation in the Backyard memang lebih dari sekedar album nostalgia belaka. Karena di album ini McCartney terdengar seperti seharusnya anggota The Beatles yang baru saja mengeluarkan solo album. Album ini sangat menyegarkan.. Dengan menggandeng produser Nigel Godrich yang terkenal dengan produksinya untuk album Radiohead Ok Computer dan juga Kid A, McCartney seperti mendapatkan nyawa baru. Kabarnya Nigel Godrich tidak segan-segan untuk menyingkirkan materi-materi untuk album ini yang telah dibuat McCartney, yang tidak disukainya dan memutuskan untuk tidak merekamnya pada album ini. Sebuah langkah berani mengingat sejarah kediktatoran Paul McCartney jika sedang berada di studio. Bahkan John Lennon yang merupakan patner abadinya dalam mengarang lagu pun sering mengalah jika berdebat dengan McCartney di studio. Tampaknya McCartney sangat menginginkan album barunya ini terdengar berbeda dari album-album dia sebelumnya. Mungkin karena alasan tersebut, McCartney rela untuk menekan sedikit egonya kali ini. Hasilnya juga tidak sia-sia. Album ini adalah yang terbaik dari apa yang pernah dia lakukan selama karir solonya.
Paul McCartney sudah menciptakan ratusan single hit yang telah berkumandang di seluruh dunia hingga hari ini. McCartney sangat piawai dalam menciptakan melodi yang gampang diingat oleh jutaan orang di dunia ini. Untungnya hal tersebut tidak pernah berubah dari seorang Paul McCartney. Di umurnya yang telah mencapai 63 tahun, kemampuannya sebagai seorang pencipta lagu handal masih terbukti dengan baik. Seperti pada single pertama dari album ini yang juga merupakan track pembuka “Fine Line” menyajikan melodi yang catchy dan membangkitkan gairah untuk terus menikmati track-track selanjutnya dalam album ini. Stella McCartney, anaknya yang juga merupakan perancang busana terkenal, mungkin akan lega setelah mendengar lagu tersebut karena akhirnya ada lagu dari ayahnya yang bisa dipakai untuk mengiringi peragaan busananya. Lagu tersebut jauh dari kesan lagu kuno. Karena sangat menyenangkan dan modern.
Nigel Godrich juga sekali lagi bekerja dengan sangat baik. Dia sanggup untuk membalut nada-nada pop ala McCartney dengan kemasan baru, yang belum pernah Paul McCartney lakukan pada album-album solonya sebelum ini. Seperti pada “How Kind of You” dan juga “Riding to Vanity Fair” yang menyingkirkan sejenak image lagu-lagu manis dari McCartney. Di dalam dua lagu tersebut, penuh dengan nuansa minor dan sedikit kemurungan yang menggelayuti keseluruhan lagu. Irama lagu pun berjalan lambat dan cenderung statis. Durasi pada kedua lagu ini juga lebih panjang bila dibandingkan dengan lagu lain. Mood pada kedua lagu tersebut terasa lebih kontemplatif. Suatu hal yang jarang dilakukan oleh McCartney selama ini.
Tetapi Godrich tidak mau mengarahkan musik McCartney menjadi seperti itu semua. Dia sadar bahwa yang dihadapinya sekarang adalah salah seorang pencipta lagu pop terbaik dunia yang terkenal akan lagu-lagunya yang ear friendly dengan melodi yang kuat dan juga nada-nada yang manis. Maka dari itu lagu-lagu lain di album ini masih menyajikan lagu-lagu tipikal McCartney tetapi dengan produksi sound yang jauh lebih segar. Seperti pada lagu “Anyway” dan juga “Too Much Rain” yang menampilkan nada-nada melankolis ala McCartney. Ada “This Never Happened Before”, yang sangat melodius. Lagu ini juga menyuguhkan progresi kord yang sangat indah yang dirangkai dengan sempurna oleh McCartney. Lalu ada “A Certain Softness” yang memiliki sedikit sentuhan eksotis musik bossanova.
Lagu-lagu lainnya pada album ini mempunyai keterikatan yang kuat dengan lagu-lagu di era The Beatles yang telah McCartney ciptakan. Contohnya track “Jenny Wren” yang pasti akan mengingatkan kita akan “Blackbird”, dan juga ada “English Tea” dengan alunan string section seperti pada “Eleanor Rigby” Dan juga saat kita mendengar harmonisasi vokal di awal lagu “Promise to You Girl” yang membawa memori kita kepada lagu “Because” Entah apakah kesemuanya ada unsur ketidaksengajaan atau memang McCartney lebih nyaman dengan masa lalunya sebagai seorang The Beatles. Hal tersebut diperjelas dari sampul album ini yang menampilkan foto McCartney sewaktu muda.
Diluar kenyamanan McCartney dengan hidupnya di era the Beatles, gw selalu mengagumi McCartney sebagai seorang pencipta lagu pop yang sangat handal. Yang gw suka dari McCartney adalah kemampuan dia membuat nada yang sangat melodius. Entah bagaimana caranya untuk membuat lagu-lagu dengan nada-nada yang sangat mudah untuk diingat, tetapi juga tidak berakhir menjadi lagu kacangan. Lagu-lagu McCartney memang terkenal lebih ringan bila dibandingkan dengan lagu-lagu dari John Lennon yang terkenal lebih eksperimental dan lebih kontemplatif. Di dalam kehidupan ini, kita pun butuh musik-musik ringan yang mudah dicerna, seperti yang sering dihasilkan oleh Paul McCartney. Walaupun terkadang kita butuh perenungan dalam melihat hidup kita. Seperti yang sering dilakukan oleh John Lennon. Ibaratnya musik-musik Paul McCartney adalah musik untuk pagi hari, dan musik John Lennon adalah musik untuk malam hari. Tetapi di album ini, musik dari Paul McCartney tidak lagi hanya bisa dinikmati di pagi hari. Karena Paul McCartney telah melangkah lebih jauh. Dia telah keluar dari zona amannya selama ini. Tetapi juga tidak meninggalkan ciri khasnya yang telah melekat selama karirnya baik pada era The Beatles atau era solonya. Chaos and Creation in the Backyard adalah sebuah album comeback yang sangat berhasil. Sebagai seorang produser, lagi-lagi Nigel Godrich menuai sukses besar. Sekarang gw jadi membayangkan apa jadinya jika John Lennon masih hidup dan dia bekerja sama dengan Nigel Godrich? Sepertinya mereka akan menghasilkan sebuah album eksperimental yang lebih dahsyat daripada Kid A.
sepertinya semua yang pengen gua omongin soal album ini udah lo bahas, Dim. haha. yang paling keren tentunya di lagu Anyway, ada outro panjang keren abis... hahahaha. mengingatkan jaman2 pop operanya beatles. di satu sisi, ini membawa kenangan. tapi hadir dengan modern. wajar kalo banyak pengamat bilang ini album McCartney yang paling intens dan fokus.
ReplyDeleteIya, Anyway emang good..gila McCartney gak abis2 jurusnya, hehehe
ReplyDeleteAlbum ini paling intens ama paling fokus mungkin gara2 McCartney semua yang maenin alat musiknya? atau emang Nigel Godrich juga yang bertangan dingin?
dua2nya. gue denger dr mickey (universe) sih, mereka jodoh banget. pas Nigel nongol di tivi dia bilang lagi nyari artis mapan buat diproduserin, Macca langsung angkat telepon ngehubungin Nigel. hasilnya, gila. :D
ReplyDeletebisa jadi karena tangan dingin godrich.
ReplyDeletekan lo tau kalo mccartney punya kecenderungan diktator.
haha...
-adt-