Tuesday, April 10, 2007

Paris Je T'aime

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other
“There are times when life calls out for a change. A transition. Like the seasons. Our spring was wonderful, but summer is over now and we missed out on autumn. And now all of a sudden, it's cold, so cold that everything is freezing over. Our love fell asleep, and the snow took it by surprise. But if you fall asleep in the snow, you don't feel death coming. Take care.”

Begitulah kalimat yang diucapkan seorang gadis Amerika yang diperankan oleh Natalie Portman di ujung telepon kepada kekasihnya, seorang pemuda Perancis yang buta. Seketika pemuda buta itu tampak sedih begitu mendengar kalimat tersebut. Ia lalu merefleksikan kembali hubungan percintaannya dengan membawa kita sebagai penonton untuk melihat kembali ke masa lampau. Masa-masa disaat bunga-bunga cinta bermekaran sampai kepada masa disaat kehangatan telah kehilangan gairahnya. Setelah itu cerita pun ditutup dengan sebuah kejutan.

Kisah tadi adalah satu dari 18 kisah yang ditampilkan dalam film kolektif Paris Je T’aime yang disutradari oleh 18 sutradara yang berbeda yang membawa setiap visi mereka terhadap kota Paris selayaknya surat cinta kepada kota yang dikenal sebagai kota paling romantis di dunia. Dengan durasi yang rata-rata tidak lebih dari lima menit, kedelapan belas sutradara tersebut menampilkan cinta dalam segala bentuknya, dari mulai yang aneh, romantis, tragis hingga yang penuh tawa.

Di menit-menit awal, kita disuguhkan akan kisah cinta yang menyinggung batasan rasial, dimana seorang pemuda Perancis jatuh hati dengan seorang wanita muslim berjilbab dari Timur Tengah yang pada akhirnya akan mengundang senyum bahagia untuk kita yang menonton. Kisah lain yang juga mengundang senyuman adalah kisah dimana dua orang badut berlainan jenis yang biasa melakukan atraksinya di sekitar menara Eiffel, mengalami apa yang dinamakan jatuh cinta. Kisah ini menurut saya adalah salah satu highlight dari film ini. Kisah cinta yang terjadi antara keduanya ditampilkan dalam sudut pandang yang tidak biasa. Tidak perlu ada kata-kata diantara keduanya, hanya melalui gerakan-gerakan pantomim, cinta itu bisa tumbuh. Begitu manis dan mengharukan.

Terkadang, kisah-kisah yang mengharu biru tersebut dibalut dengan ironi yang menyakitkan. Seperti kisah seorang ibu yang harus rela menitipkan bayinya ke tempat penitipan bayi karena ia harus bekerja sebagai pengasuh bayi di suatu rumah. Sementara itu, ada seorang suami yang sedang berpikir keras untuk menceraikan istrinya demi wanita simpanannya, tanpa mengetahui bahwa istrinya saat itu sedang mengalami sakit parah yang bisa berujung kepada kematian.

Dalam kesempatan lain, kisah-kisah dalam film ini menawarkan suatu kejutan yang tidak akan kita duga sebelumnya. Seperti pada kisah yang ditulis dan disutradari oleh salah satu sutradara favorit saya, Alfonso Cuaron. Kita diperlihatkan pada sebuah percakapan seorang pria dan wanita mengenai masa depan mereka dan ketakutan wanita tersebut kepada sosok pria lain. Sebuah percakapan intens, penuh emosi dan diakhiri dengan sebuah kejutan yang membahagiakan, all done in one single camera motion. Sangat cerdas menurut saya.

Sutradara Gus Vant Sant juga menampilkan kejutan yang kurang lebih sama, memperlihatkan sebuah percakapan antara kedua orang pria. Yang satu tampak mempunyai ketertarikan fisik yang kuat kepada pria yang diajaknya berbicara. Namun pria satunya menunjukkan sikap yang dingin. Sampai pada akhir cerita kejutan itu terjadi.

Film ini ditutup dengan indah melalui kisah seorang turis Amerika yang mengunjungi Paris seorang diri, dimana semuanya bermula dengan sentimen yang pedas dan berakhir dengan simpati. Ketika ia merasakan sebuah kenyamanan dan kebahagiaan di tengah kesendirian di tengah kota Paris, ia telah merasakan dirinya lebih ‘hidup’.

Satu demi satu kisah bergulir, membentuk sebuah simfoni kehidupan yang satu persatu semuanya bermuara akan cinta yang diagungkan dalam film ini. Sementara semua tokoh dalam film ini bergelut dengan segala cinta yang mereka miliki, Paris sebagai latar sentral menjadi sebuah rumah yang menyejukkan bagi mereka. Bagi kita sebagai penonton, terutama bagi yang sudah pernah mengunjungi Paris, film ini akan membangkitkan suatu kerinduan tersendiri pada kota kecintaan hampir semua penduduk di dunia ini. Bagi yang belum pernah ke Paris, seperti saya, film ini akan menimbulkan gairah yang lebih kuat untuk berkunjung ke kota ini, paling tidak satu kali dalam hidup.

9 comments:

  1. gokil...ini film keren abis...one of the best.

    ReplyDelete
  2. film ini memang menggugah sekali ya..
    gue juga suka, suka, suka dengan si duo pantomim dan si turis amerika (alexander payne selalu mengiris dalam porsi yang tepat).
    lagu closingnya, suka nggak? :D

    ReplyDelete
  3. ini yang endingnya, ternyata pria lain itu adalah anaknya, dan pria yang ditemuinya itu kakeknya yang berjanji menjaga cucunya sementara ibunya pergi dengan temennya?
    thats my favorite!!
    selain itu favorit gw juga natalie portman & pria buta, keren visualisasinya, yang pantomim unik banget, trus penasaran ama gay itu,kocak deh itu... ternyata si cowok yang satu lagi itu ga begitu ngerti bahasa prancis..
    apa lagi ya?
    owh...yang pasangan udah tua, yang setelah sekian lama berpisah akhirnya mau bercerai, setelah si wanita ama sekian banyak pria, yang laki2 juga ama pacarnya mau punya anak, padahal si laki2 itu umurnya mungkin udah hampir 70 tahun.. yang keren pas mereka mau pulang, si laki2 itu ngomong, "bitch" tapi lempeng dan ... ahh...keren lah pokonya....

    sempet ngerasa bosen sih sebenernya karena filmnya banyak banget,booo... tapi, gw akui filmnya keren....

    ReplyDelete
  4. suka..itu feist kan ya? kl ada lagunya mau dong..hehe..

    ReplyDelete
  5. wah spoiler nih..kasian yang belum nonton..hehe..iya tapi cerita itu emang bikin kita mikir macem2 ya sebelum sampai akhirnya..sangkain mereka selingkuhan..huhu..

    ReplyDelete
  6. huehehehhe.... maafkan.... tapi bukannya di bioskop juga udah hampir selesai masa tayangnya?
    ah tapi harus nonton lahh....
    btw, mau dong feist nya... belum sempet nyari nihhhh...hehehe.....

    ReplyDelete
  7. gw jg blm ada..lo aja deh yg nyari, ntar gw tinggal ngopi..hehe

    ReplyDelete