Rating: | ★★★★ |
Category: | Music |
Genre: | Indie Music |
Artist: | Cascade |
Cascade terbentuk di tahun 2005, namun baru merilis sebuah album di tahun 2009 ini. Sayangnya setelah empat tahun ini, mereka hanya merilis sebuah mini album atau ep. Mungkin ep ini dimaksudkan sebagai perkenalan bagi banyak orang yang belum sempat mengenal musik Cascade sebelumnya.
Perkenalan ini dibuka dengan “Midnight Sun”, sebuah komposisi instrumental yang penuh dengan siraman synth yang hangat, ketukan drum yang progresif serta melodi gitar ala Casiopea. Track ini ibarat sebuah hidangan pembuka dengan porsinya yang sesuai agar kita dapat menyambut hidangan selanjutnya tanpa rasa kekenyangan terlebih dahulu.
Masih dalam balutan synth yang hangat, “Flashy Friends” mengalun deras di bawah panduan vokal Dea yang amat khas dengan suara tenornya. Lagu ini menampilkan kejutan yang menyenangkan di bagian depan serta akhir lagu. Hal ini yang tampaknya menjadi salah satu ciri utama dari Cascade yaitu aransemen yang tidak tertebak.
Selanjutnya adalah lagu yang membuat saya jatuh cinta pertama kali dengan band ini, berjudul “Pieces of the World”. Waktu itu yang saya dengar versi demonya. Di lagu ini, gitaris Opik yang menjadi vokal utama. Namun entah mengapa, secara keseluruhan saya lebih menyukai versi demo yang dulu saya dengar yang sebenarnya jika dinilai dari kelayakan teknis rekaman masih banyak kurangnya, seperti adanya noise, reverb yang berlebihan hingga penggunaan drum machine. Tapi karena ketiadaan itu semua, aroma Radio Dept yang tercium samar dalam versi demonya, kini semakin berkurang.
Track berikutnya adalah lagu baru berjudul “The Hypnotizer” yang sebelumnya hanya bisa saya nikmati pada penampilan live mereka,. Lagu ini memiliki part intro yang sangat ear catchy dan memorable. Dan seperti lagu Cascade yang lain, lagu ini juga menampilkan beberapa progresi yang tidak tertebak namun tidak terkesan ambisius. Semua itu mengalir santai dan masih dalam koridornya untuk tetap bisa dinikmati oleh banyak orang.
Perkenalan singkat ini kemudian ditutup oleh “She Pretend” yang pernah masuk dalam album kompilasi La Lights Indifest. Menempatkan track ini pada posisi terakhir sungguh tepat. Karena setelah di menit-menit sebelumnya kita dibombardir oleh berbagai suara synth, reverb gitar dan keagresifan departemen drum, lagu ini mengalun riang dengan sound-sound yang lebih natural sehingga menenangkan telinga. Seperti sebuah akhir yang bahagia. Di beberapa sudut dalam lagu ini, ada sedikit pengaruh dari Teenage Fanclub namun tidak mendominasi.
Memang cukup sulit mengasosiasikan musik Cascade dengan satu band saja. Karena begitu banyak pengaruh musikal disini, mulai dari Teenage Fanclub, Mew, The Radio Dept, Casiopea sampai pada Rush. Dan kabar bagusnya, semua pengaruh musikal tersebut diramu lagi dengan cerdas oleh kelima personil Cascade. Jika para personil Cascade ibarat seorang koki masakan, mereka telah sukses membuat menu masakan baru: sebuah fusion food yang mahal dengan berbagai bahan yang umum namun tercipta aroma dan rasa yang begitu kaya dan tidak biasa.
Pertamax gan!! bantuk naik aja.
ReplyDeletenice post bro (gambar jempol & orang megang gelas bir)
Gue sepakat, nuansa progresifnya besar banget ya si Cascade ini. Pasti si Ade Muir demen banget nih sama rekaman ini.
ReplyDeletesip..i think this is the best format of ep's
ReplyDeletebukan cd-r, bonus majalah (murah), dan isinya semua lagu2 berkualitas :)
Dapet dmana ni Dim?
ReplyDeleteJadi penasaran..
ReplyDeleteNice post. Cek kulkas gan, ijo2 nya dah dikirim.
haha.. kbawa Anto.
"membahana" hihi
ReplyDeletetgl 26 nonton doooong dimdim di CCF ya?
spehsial performen looooh
*wink wink*
sedot dulu juragaaaann...
ReplyDeletebegini harusnya,nto
ReplyDeleteudah diputer di rase counterstar, lix. hehe
ReplyDeletewaktu itu ketemu dea, dia yang ngasi
ReplyDeletethank you, bro cendolnya
ReplyDeletemudah-mudahan bisa, ya,dyn.
ReplyDeletecek pm ya, bro. gw kasih linknya :p
ReplyDeletethanks...eh, gak apa-apa tuh sama anak bandnya?
ReplyDeletemau juga dong gan dimasss
ReplyDeleteMau juga donk bro pm link nya..
ReplyDeleteih ih Dimas... mau juga dong
ReplyDeleteKalo Dimas Ario seorang koki, pasti yang dimasak adalah kelelawar bercampur anjing. Haha.
ReplyDeleteheheh.becanda ini, man. kan lagi kaskus mode on. jadinya "cek pm, bro" termasuk juga. :D *ini semua gara-gara reply anto nih..
ReplyDeletebuset, itu sih ala north celebes banget, pir
ReplyDeletepantes gue cek gak ada...hahahaha.
ReplyDeleteshame on you anto!!!
nuhun dim reviewnya.
ReplyDeleteep masih tersedia loh klo mau order, infonya ada di www.myspace.com/spacycascade.
shame on jane! hahaha.
ReplyDeletetp gue beneran suka juga kok. asli! drumer mereka gawattss. band lokal kesukaan gue.
piss.
ada berapa lagu dim?
ReplyDeleteada lima lagu, di.
ReplyDelete