Adegan awal dalam trailer film (500) Days of Summer sangat menjanjikan sekaligus memorable: memperlihatkan sebuah percakapan antar pria dan wanita di dalam sebuah lift dengan lagu “There Is a Light That Never Goes Out” dari The Smiths yang menjadi topik pembicaraan. Sebenarnya adegan ini mirip dengan adegan The Shins di film Garden State, namun seratus kali lebih menggemaskan.
Dari situ saja, saya dapat mengambil kesimpulan sementara bahwa film ini akan menjadi suguhan romantic comedy yang menarik tentunya dengan deretan soundtrack yang rancak.
Namun di awal film, narator pun membuka adegan dengan sebuah kalimat: "But you should know upfront, this is not a love story." Dan dugaan saya selanjutnya bahwa film ini bukanlah romantic comedy pada umumnya. Barulah di penghujung film, saya dapat simpulkan bahwa (500) Days of Summer adalah anti Hollywood romantic comedy.
Di film ini tidak akan ditemui plot klasik yang berjalan linear dimana tokoh pria bertemu tokoh wanita, mereka jatuh cinta, have sex, konflik datang, lalu mereka putus dan di akhir sebelum credit film muncul, mereka rujuk kembali dengan latar jalanan yang sedang hujan atau di airport.
Karena yang ada di film ini adalah plot yang tak terduga yang berjalan non linear, mencampur adukkan realita dan fantasi dengan sangat menarik dengan diiringi oleh soundtrack yang menjadi bagian dari cerita itu sendiri, bukan hanya menjadi pengiring gambar saja.
Seperti bagaimana lagu Hall & Oates “You Make My Dreams” menjadi salah satu rangkaian kolase yang padu diantara tarian dan ilustrasi burung yang berterbangan untuk menggambarkan betapa cerianya hati tokoh utama pria bernama Tom yang sedang jatuh cinta.
Sementara lagu “Hero” dari Regina Spector menjadi sebuah himne menggetarkan untuk scene reality vs expectation yang bertempat di sebuah pesta yang diadakan oleh Summer, sang tokoh utama wanita. Dalam adegan ini, layar terbagi dua bagian: antara harapan dari Tom dan juga kenyataan yang ternyata berujung pahit baginya. Setelah sadar apa yang sesungguhnya terjadi di pesta itu, Tom pun berlari dan segera meninggalkan pesta seraya Regina terus bernyanyi lirih: “No one's got it all...”
Tokoh Summer disini memang mempunyai kepribadian yang cukup sulit untuk dipahami namun selalu dicintai oleh orang-orang disekelilingnya. Ia adalah tipe gadis yang bisa meningkatkan penjualan album Belle and Sebastian The Boys With Arab Strab di kota asalnya Michigan hanya dengan mengutip salah satu penggalan lirik lagu Belle and Sebastian di buku tahunan SMAnya. Ia juga yang secara tidak langsung menyebabkan kedai Ice Cream Daily Freeze mengalami peningkatan penjualan sejumlah 21, 2 persen selama ia bekerja parah waktu disana semasa kuliah.
Untuk selera musik, Summer adalah tipe gadis yang ‘tidak pada umumnya’ yang pasti akan membuat para indie boy meleleh hatinya. Salah satu buktinya ada di adegan lift yang di awal tulisan ini saya singgung. Bukti ‘ketidak umuman’nya yang lain bahwa anggota Beatles favoritnya adalah Ringgo Star dan Summer juga yang menyanyikan lagu Nancy Sinatra “Sugar Town” di sebuah karaoke bar.
Karena ketidak umuman itulah, seorang Tom begitu jatuh cinta dengannya.
Sementara itu, Tom adalah tipe pemuda yang tumbuh dengan banyak mendengarkan ‘Sad British Pop Music’ dan salah menginterpretasikan film The Graduate sebagai kisah cinta abadi. Ia adalah music geek yang (bisa) menjadi pengunjung tetap dari toko vinyl milik Rob Gordon di High Fidelity dan menyimpan banyak kaus band cult di lemari pakaiannya. Di satu adegan, ia mengungkapkan kesedihannya ketika mendapati kenyataan bahwa tak ada satupun orang yang dikenalnya mendengarkan band Spearmint.
Tom yang berhati sensitif dan juga pemimpi bertemu dengan Summer yang ceria namun sulit dipahami. Hasilnya? Adalah 90 menit yang penuh musik, tawa dan duka dimana memori menjadi pelita, keyakinan mempertanyakan eksistensinya dan harapan masih berkutat dengan realita.
Saya tidak akan membocorkan lebih banyak mengenai cerita film ini. Karena ini bukanlah sebuah resensi. Ini hanya sebuah tulisan sebanyak 500 kata (kurang lebih) mengenai film yang sejak awal saya melihat trailernya hingga hari ke 500 dalam kisahnya, begitu memikat mata, telinga, hati serta pikiran saya.
jadi pgn nonton! tq dimas buat review nya.. :D
ReplyDeleteaku abis liat ini semalem. 4 hati! bukan bintang loh.
ReplyDeletesaya juga menunggu film ini. mudah-mudahan tidak mengecewakan seperti adventureland atau nick and norah's infinite playlist
ReplyDeleteayo segera ke lapak dvd bajakan terdekat. hehe
ReplyDeleteduh, ty. bener banget. 4 hati untuk film ini. dan 5 hati untuk mba zooey :D
ReplyDeletegak akan kayak norah's infinate playlist, van. gw jamin kalo itu. hehe
ReplyDeletethanks review-nya.. pengen banget nonton.. ga kesampean mulu nih... jadi semakin yakin harus nonton ni pelem..
ReplyDeletegua udah nonton film ini. ending nya sangat menarik menurut gua :D ciamiiik!
ReplyDeletebelum sempet nonton aja nih sampe skarang hehe..
ReplyDeletejadi tertarik mau nonton
ReplyDeletetar malem cari ah dvdnya!
haha..sepakat. kalau kata teman saya, anzarra, ending film ini sedih tapi positif *spoiler :D
ReplyDeletefilm impiannya anak indies.... ;p
ReplyDeletegue deg degan mulu nonton film ini, gelisah gitu, kayaknya ada apa apa deh antara gue dan Zooey, hahaha
ReplyDeletehahahaha, ada apaan emang coy?
ReplyDeleteBeautiful reviews! Hundreds of lovely scenes , one of them jd pgn ngedate di IKEA holding hands (:
ReplyDeletefilm ini keren,titik.oh,zoey...and yes for the temper trap!
ReplyDeleteGw pengen bgt ntn film ini gara2x baca resensi film di media..quirky love story lah, en debre en desrey..Pas ntn, tnyata film nya biasa ajah. Musiknya biasa. Ceritanya lumayan. Karakter Zooey di sini yg bikin gw tersenyum simpul, serasa gw tau bgt jalan pikirannya dan ending filmnya bs gw tebak di tengah film..weird huh? Gatau napa, selama ntn film ini gw ngerasa annoyed bgt sama musik2nya yg menurut gw ga ada abisnya di film ini...ngerusak bgt...apa kuping gw aja yg terlalu sensi (dont get me wrong I LOVE the smiths etc). Anyway, layak lah untuk ditonton di malam minggu ditemany dgn Ben & Jerry ice cream =)
ReplyDeletemakasih review-nya, segera menontonnya :)
ReplyDeletefilm ini awalnya ngebosenin, makin lama ditonton kok ceritanya mirip banget ama kisah yg lagi gw jalanin skrg.. (gw sebagai summer fin)..
ReplyDeletetapi di film ini gw gak menyalahkan summer fin, karena sbg perempuan, kemantapan hati untuk memilih seseorang itu sangat penting. n cerita akhirnya sama kaya yg gw harapkan ama kehidupan gw.. bertemu ama seseorang yg membuat gw mantap untuk menjalani hidup bersamanya. dan orang itu bukan DIA..
Ni filem gw bangeeeeeeeeeeeeeettttttttt.....architect, friendship, love,...evrything.....!!!!
ReplyDeleteI HATE TO REMEMBER THAT...cory curcol dikit...
4 thumbs up 4 this movie....b^_^d