Rating: | ★★★ |
Category: | Music |
Genre: | Other |
Artist: | PSAPP |
Album ini, The Only Thing I Ever Wanted adalah album kedua dari PSAPP, semenjak debut albumnya yang bertajuk Tiger, My Friend dirilis pada tahun 2004. Album terbaru ini masih mengulang formula musik yang tidak begitu jauh dari album pertamanya. Penggunaan bebunyian benda-benda sekitar yang diramu menjadi kesatuan bunyi yang unik, suara loop-loop yang dihasilkan dari perangkat synth terkini, dan juga suara xylophones, yang kesemuanya disajikan secara konstan dalam setiap lagunya.
Kekonstanan inilah yang bisa menjadi bumerang bagi PSAPP. Disatu sisi membuat musik PSAPP mengasyikan untuk didengar dalam beberapa putaran pertama. Karena bebunyian yang ada sangat menarik perhatian jika baru mendengarnya beberapa kali. Tetapi di satu sisi lagi, jika kita memutar album ini berulangkali, tidak ada lagi kesan mengasyikan untuk didengar. Yang ada hanya kemonotonan dari bebunyian yang berada di balik suara sexy sang vokalis, Galia Durant. Rasanya bebunyian yang ada disajikan dengan volume yang sama, dan kesemuanya ditampilkan secara bersamaan semenjak awal lagu sampai lagu berakhir. Jadi unsur mengejutkannya dirasa kurang. Karena itu musik PSAPP terkesan datar, sehingga lagu pun mengalun statis dan tidak berhasil mencapai titik puncaknya.
Bila dibandingkan dengan band-band sejenis, seperti Telefon Tel Aviv atau Manitoba yang menyajikan permainan bunyi yang lebih dinamis dan tidak tertebak, musik PSAPP terdengar seperti seorang remaja yang tengah asik merekam berbagai suara di sekitarnya dan menggabungkannya secara mentah dalam lagu. Tanpa berpikir panjang mengenai masalah dinamik yang membuat suatu lagu bisa mencapai suatu titik puncaknya.
Yang menjadi penyelamat dalam album ini adalah vokalis Galia Durant, yang sangat lihai dalam hal permainan dinamik. Dia tahu kapan harus bernyanyi lirih, dan kapan harus bernyanyi dengan segenap emosi yang kuat. Suara Galiant Durant, dalam tembang balada, “Make Up” - yang hanya menyajikan suara piano saja - mendapat fokus utama. Mendengar desahan suaranya, membuat kita langsung jatuh hati dengan lagu balada yang sangat manis ini.
Beberapa track dalam album ini memang sulit untuk dilewatkan begitu saja. Seperti “New Rubbers” dengan suara dasar yang menyerupai bunyi mesin kasir tradisional yang tengah dibuka, disertai dengan alunan suara yang lebih konvensional seperti suara biola dan juga suara keyboard yang umum digunakan. Lalu ada “Tricycle” dengan iringan perkusi yang diambil dari bunyi kaleng soda kosong yang dipukul, disertai melodi lagu yang easy listening, membuat lagu ini menjadi calon kuat untuk kembali mengisi soundtrack serial televisi lain di kemudian hari yang pada nantinya akan semakin menambah penggemar PSAPP di seluruh dunia.
Brengsek. Baru aja semalem gue kepikiran menulis review rekaman ini. Make Up dari segi lirik juga dahsyat banget, Mas. Coba deh diperhatikan. Btw, kemaren ngobrol ama Isman, gue dapet link buat dapetin salah satu ep mereka. Hehe... Dari Taiwan. Gokil ya?
ReplyDeletenah klo yg ini materinya uda ada dikomputer gue, tp blon sempet2 didengerin, dr denger selewat2 doank sih kayaknya bagusan yg pertama albumnya....nahlo!
ReplyDeletehighlight di album ini menurut gua tricycle. dan tricycle juga menjadi single pertama mereka kalo gua ga salah. make up juga enak. seperti biasa, lagu bertempo lambat dengan nuansa lembut sangat menenangkan setelah mendengarkan macam-macam suara dari lagu lain.
ReplyDeleteiya highlight album ini memang ada di tricycle sama di make up..tapi lebih bagus lagi jika make up di taro di track terakhir..menjadi suatu penutup yang manis
ReplyDeletebisa jadi, dim. btw, selamat ya atas berita soal band anda. hehe...
ReplyDeleteoh yang itu..yah mudah2an lancar
ReplyDelete